25 Oktober, Hari Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca

bookstagram

Adakah diantara kita yang masih enggan untuk membaca buku? Hmm saya rasa pasti ada diantara kita yang malas untuk membaca bahkan tidak pernah berkunjung ke Perpustakaan. Hal tersebut tidaklah mengagetkan karena berdasarkan riset yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional pada tahun 2015 menunjukkan minat baca masyarakat masih 25,1 atau masih rendah. Riset tersebut dilakukan pada 28 kota/kabupaten di 12 provinsi dengan 3.360 responden. Dalam riset tersebut ada beberapa indikator utama yakni frekuensi membaca per minggu, lama membaca per hari, jumlah halaman dibaca per minggu, dan alokasi dana untuk belanja buku per tahun. Berikut adalah tampilan hasil dari riset yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional:

  1. Dari sisi lama membaca, hasilnya:
  • 63% membaca 0-2 jam per hari
  • 31% membaca 2-4 jam
  • 4% membaca 4-6 jam
  • 2% membaca lebih dari 6 jam.
  1. Selain itu dari sisi jumlah halaman dibaca:
  • 62% membaca 0-100 halaman per minggu
  • 32% membaca 101-500 halaman
  • 5% membaca 501-1.500 halaman
  • 1% membaca lebih dari 1.500 halaman.
  1. Adapun, frekuensi membaca:
  • 26% 0-2 kali per minggu
  • 44% 2-4 kali per minggu
  • 16% 4-6 kali per minggu
  • 14% lebih dari 6 kali per minggu.
  1. Sedangkan dari alokasi dana untuk belanja buku:
  • 44% mengalokasikan dana 0 – Rp 100.000 per tahun,
  • 29% mengalokasikan dana Rp 101.000 – Rp 200.000
  • 17% mengalokasikan dana Rp 201.000 – Rp 500.000
  • 10% yang mengalokasikan dana lebih dari Rp 500.000.

Hasil riset diatas menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dengan data statistik UNESCO pada tahun 2012 yang menyebutkan indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0.001. Artinya, dari 1.000 penduduk hanya ada satu warga yang tertarik untuk membaca. Dengan berkaca pada hasil riset tersebut, Perpustakaan Nasional berupaya untuk mengangkat minat baca masyarakat dengan membentuk Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca (GPMB). GPMB ini sebenarnya telah lama dibentuk yakni pada 5 Oktober 2001 di Istana Bogor. GPMB dibentuk sebagai tindak lanjut dari Pencanangan Bulan Gemar Membaca dan Hari Kunjung Perpustakaan pada tanggal 14 September 1995 oleh Presiden RI. Sebagai organisasi sosial yang berskala nasional, GPMB memiliki pengurus daerah baik di daerah provinsi maupun daerah kabupaten/kota. Namun demikian, belum semua provinsi dan kabupaten/kota memiliki pengurus daerah GPMB.

Menumbuhkan Minat Baca

Membaca merupakan aspek penting didalam kehidupan manusia. Dengan membaca kita bisa mendapatkan ilmu, dan gudangnya ilmu didapatkan dari buku. Selain itu membaca ternyata merupakan perintah dari Allah SWT kepada seluruh umat manusia, sebagaimana yang tertuang dalam QS Al-Alaq ayat 1-5. Yakni, “Bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” Dengan begitu, berkat membaca kelak kita bisa lebih mengenal Allah SWT. Tidak hanya itu, kita juga bisa mengenal alam semesta dan diri sendiri.

Minat baca merupakan suatu ketertarikan untuk dapat mengartikan atau menafsirkan media kata-kata dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Dengan adanya minat baca dapat mendorong seseorang untuk giat memperluas pengetahuannya. Semakin tinggi minat baca pada diri seseorang semakin tinggi pula hasil belajar yang diterimanya, sehingga diharapkan dapat mencapai tujuan belajar optimal.

Minat baca pada seseorang tidak dapat tumbuh begitu saja secara instan, tetapi melalui proses yang panjang dan tahapan perubahan yang muncul secara teratur dan berkesinambungan. Seseorang yang memiliki minat baca dalam dirinya akan memiliki gairah atau kecenderungan untuk melihat serta memahami isi dari apa yang ditulis, baik dengan dilafalkan atau mengeja apa yang ditulis atau hanya dalam hati. Disertai dengan perasaan senang karena merasa ada kepentingan terhadap hal tersebut. Oleh karenanya minat baca sangat penting bagi perkembangan seseorang.

Pengembangan minat baca seseorang selamanya tidak akan berjalan mulus, karena banyak faktor yang memepengaruhinya. Apalagi pada saat sekarang ini orang lebih suka  menikmati audio-visual (pandang dengar) ketimbang membaca. Orang lebih suka duduk berjam-jam menghabiskan waktu di depan televisinya atau mengobrol ngalor ngidul tanpa menghasilkan kesimpulan apapun. Berikut adalah upaya untuk dapat meningkatkan minat baca:

  1. Mengalokasikan Waktu Khusus untuk Membaca
  2. Membeli Buku Setiap Minggu
  3. Manfaatkan Waktu Menunggu
  4. Memiliki List Buku Populer atau Rekomendasi
  5. Belajar Effective Reading
  6. Membaca Saat Istirahat atau Sebelum Tidur
  7. Membuat Target Membaca
  8. Berdiskusi dan Bergabung di Komunitas

Dalam memasyarakatkan gerakan minat baca perlu melibatkan semua pihak baik itu institusi pendidikan, masyarakat umum dan tentunya perpustakaan sebagai ujung tombaknya. Dengan demikian diharapkan terjadi sinergi yang bagus sehingga tercipta masyarakat pembelajar sepanjang hayat. Kemudian, hendaknya dalam melakuakan promosi perpustakaan menggunakan strategi khusus, agar tujuan promosi tercapai, misalnya penggunaan media harus disesuaikan dengan pesan yang hendak disampaikan supaya pesan mudah dimengerti oleh masyarakat yang pada akhirnya bisa memancing masyarakat untuk mengenal lebih jauh perpustakaan. Dan tentunya apabila masyarakat sudah mengenal perpustakaan, secara lambat laun akan tumbuh kecintaan masyarakat terhadap perpustakaan.

 

Referensi:

http://gpmb.perpusnas.go.id/

http://gpmb.perpusnas.go.id/index.php?module=gpmb&id=1

http://www.ideabarmedia.com/the-blog/2015/8/4/have-you-heard-of-bookstagram

http://kabar24.bisnis.com/read/20160521/255/549870/kajian-perpusnas-2015-minat-baca-251-atau-rendah